Senin, 10 Desember 2012

Aspek pemasaran & Aspek Keuangan


Aspek pemasaran

Aspek pemasaran merupakan faktor strtegis  atau kunci dari keberhasilan perusahaan, jika permintaan terhadap produk/ jasa yang dibuat kurang memadai seluruh kegiatanaspek-aspek yang lain tidak akan terwujud.
Jika propek permintaan terhadap permintaan produk lebih kecil dari peawarannya maka sitem produksi produk tersebut tidak layak dilaksanakan. Jika market space masih tersedia maka perlu diselidiki apakah pasar masih mampu menampung produk baru yang direncanakan.
Untuk mengetahui potensi permintaan dan penawaran terhadap suatu barang atau jasa, perlu dilakukan penelitian yang mendalamtentang perkembangan permintaan dan jumlah pemasoknya. Perkembangan permintaan dapat diduga melalui perubahan pendapatan, selera dan tingkah laku konsumen dalam membeli barang dan jasa tersebut.   

A. Produk Jasa Yang Ditawarkan
Spesifikasi produk yang akan dibuat serta sasaran pasarnya harus terurai dengan jelas serta segmen pengguna produk / jasa. Ciri manfaat suatu produk atau atribut lainnya membantu untuk membedakan dari produk pesaing Uraian spesifikasi produk yang jelas akan memudahkan dalam menghitung kebutuhan dahan baku yang digunakan. Sementara segmen pasar dan target pasar yang jelas akan membantu dalam penyusunan program pemasaran
B. Perkembangan Permintaan dan Prospeknya
Perkembangan permintaan dan prospek pasar terhadap suatu produk perlu diketahui, guna mendapatkan hal tersebut harus dilakukan penelitian pasar melalui perkembangan penjualan produk/ jasa sejenis yang dipublikasikan dalam berbagai laporan(studi data skunder) dan penelitian lapangan (market survey) tentang selera atau keinginan terhadap produk.
Proyeksi permintaan harus dibuat untuk beberapatahun ke depan, setidaknya untuk jangka waktu lima tahun atau disesuaikan dengan unsur peralatan utama yang digunakan.
Perhitungan statistik terhadap perkembangan dan prospek permintaan barang/ jasa harus dicantumkan dalam lampiran proposal bisnis tersebut,  termasuk sumber datanya supaya dapat dipertanggung jawabkan validitasnya. 
C.  Perkembangan Penawaran dan Prospeknya
Informasi tentang perkembangan penawaran dapat diamati dengan volume produksi atau melalui kapasitas produksi terpasang perusahaan sejenis yang sudah ada dipasar. Sedangkan data-data tentang perusahaan dan masing-masing kepasitas produksinya dapat diperoleh dari publikasi atau pencatatan pada BKPM, Depatemen Perindustrian dan Perdagangan, asosiasi perusahaan yang terkait dan sebagainya.
D.  Market Space dan Market Share
Adanya kelebihan volume perimntaan terhadap penawaranya menunjukkan ruang pasar yang dapat dipenuhi. Ruang pasar yang cukup besar menunjukkan indikasi bahwa pembangunan proyek untuk memenuhi permintaan tersebut LAYAK untuk dilaksanakan.
E.  Program Pemasaran
Program pemasaran disusun berdasarkan target pasar dan pangsa pasar yang akan dikuasai, rencana pemenuhan pangsa pasar disusun berdasarkan program pemasaran yang lebih rinci meliputi volume penjualan, kebijakan harga jual, system pembayaran, system distribusi dan kegiatan promosi yang digunakan.


Aspek Keuangan
Tujuan  umum  pendirian  sebuah  usaha  adalah  untuk  menghasilkan  benefit  dan  profit. Benefit  dan  profit  tersebut  merupakan  imbalan  atas  sejumlah  dana  yang  diinvestasikan dalam sebuah usaha. Dengan demikian, sebuah usaha akan membutuhkan sejumlah uang sebagai modal yang akan digunakan pada tahap pra operasi, tahap pembangunan dan tahap operasional.
Dana  investasi  pada  tahap  pra  operasi  biasanya  dibutuhkan  untuk  pengurusan  izin-izin usaha, pematangan lahan (land improvement), dan lain-lain.  Pada tahap pembangunan dana investasi diperlukan untuk membiayai bangunan fisik seperti kandang, gudang, jalan, dan fasilitas-fasilitas   lainnya   yang   diperlukan.    Pada   tahap   operasional   sebuah   usaha membutuhkan sejumlah uang untuk membiayai modal kerja seperti untuk membeli pakan, peralatan dan perlengkapan, vitamin, obat-obatan, membayar gaji karyawan/ upah pekerja, bunga modal, dan lain-lain.
Benefit dan profit usaha berasal dari selisih nilai jual produk (susu, telur, ternak, daging, dll) dengan seluruh biaya yang dikeluarkan pada periode waktu tertentu. Tingkat benefit dan profit yang dihasilkan dari usaha sangat tergantung dari kemampuan usaha dalam mengefisienkan biaya usaha. Berdasarkan hal itu, maka pembiayaan usaha harus direncanakan dengan baik dan cermat dalam bentuk rencana anggaran biaya (RAB).
Aspek keuangan dalam studi kelayakan biasanya mempelajari kebutuhan dana untuk aktiva tetap, aktiva lancar, modal kerja, sumber pendanaan, dan sumber penerimaan, analisis biaya dan manfaat, serta arus kas. Biasanya aspek keuangan dalam studi kelayakan didasarkan atas angka proyeksi seperti proyeksi kebutuhan investasi, proyeksi biaya dan manfaat/ keuntungan,  dan  proyeksi  arus  kas.  Semua  proyeksi  tersebut  pada  analisi  lebih  lanjut menjadi dasar bagi penilaian kelayakan sebuah usaha menurut kriteria investasi (NPV, IRR, dan B/C,) dan menilai kemampuan usaha dalam membayar seluruh biaya yang harus ditanggung.  Disamping  itu,  salah  satu  dari  proyeksi  tersebut  dapat  digunakan  untuk mengukur rentang waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan seluruh modal/ investasi yang tanamkan, atau yang lebih dikenal dengan pay back periode (PBP).
Sebagai gambaran (tetapi bukan sesuatu yang absolut), dalam mengkaji aspek keuangan dalam studi kelayakan stidaknya ada lima faktor yang harus dikaji.  Kelima faktor tersebut adalah :
1.    Dana yang diperlukan untuk investasi, baik untuk aktiva tetap maupun modal kerja.
2.    Sumber-sumber  pembelanjaan  yang  akan  dipergunakan.  Seberapa  banyak dana yang berupa modal sendiri  dan  berapa banyak yang  berupa pinjaman  jangka pendek,  dan berapa yang jangka panjang.
3.    Taksiran penghasilan, biaya, dan rugi/laba pada berbagai tingkat operasi. Termasuk di sini estimasi tentang break event proyek tersebut.
4.    Manfaat dan biaya dalam artian finansial, seperti ”rate of retrun on investment”. “net present  value”.  “internal  rate  of  retrun”.  “profitability  index”,dan  “payback  period”. Estimasi terhadap resiko proyek, resiko dalam artian total, atau kalau mungkin yang hanya  sistematis.  Di  sini  di  samping  perlu  ditaksir  rugi/laba  proyek  tersebut,  juga taksiran aliran kas diperlukan untuk menghitung profitabilitas finansial proyek tersebut.
5.    Proyeksi keuangan. Pembuatan neraca yang diproyeksikan dan  proyeksi sumber dan penggunaan dana.